Selasa, 07 Maret 2017

Ricuh! Fenomena Alam Aneh Muncul Setelah Gempa

Gempa berkekuatan 7,8 SR yang terjadi di Selandia Baru pada 14 November 2016 silam telah mengubah kondisi geografis wilayah tersebut khususnya di daerah sekitar pusat gempa.



Di Desa Waiau, sekitar 30 meter sebelah timur Hanmer Spring, Selandia Baru menjadi tempat getaran gempa paling kuat. Tanah di daerah Waiau pun terangkat secara vertikal membentuk sebuah dinding batu yang panjang, dengan tinggi 15 kaki dari permukaan tanah.

selandia baru

Dr Kate Pedley dari University of Canterbury, Departemen Ilmu Geologi bersama rekan-rekannya melakukan sebuah penelitan untuk mendapatkan hasil yang valid mengenai dinding berbatu ini.

Sebuah fenomena lain juga muncul dari bagian yang lain pantai Selandia Baru. Nampak bagian dari dalam dasar laut terdorong keluar membentuk sebuah dinding dengan tinggi 6 kaki. Di bagian dinding tersebut masih menempel rumput laut yang menutupi dan tampak hewan laut kecil di permukaan bawah yang mengelilinginya.

selandia baru

Fenomena dinding dari pantai sebenarnya bukan hanya disebabkan oleh gempa, tetapi juga pergeseran bertahap pada pantai yang sudah terjadi dari ratusan tahun lalu. Fenomena dinding di pantai ini pun akhirnya menjadi salah satu fitur permanen pantai tersebut, menurut GNS Science, sebuah lembaga riset milik pemerintah Selandia Baru.

Berkemah di Malam Hari Bisa Sembuhkan Insomnia?

Sahabat Dream Travel ada yang menderita insomnia? Nah, berarti kamu perlu tahu nih. Menghabiskan malam di bawah bintang indah nan berkilau ternyata bisa menghilangkan kebiasaan buruk susah tidur kamu di malam hari.


Beberapa alasan bisa jadi penyebab seseorang kesulitan untuk tidur di malam hari. Mulai dari stres dengan pekerjaan di kantor, perasaan lelah setelah naik pesawat, atau sedang terobsesi dengan sesuatu. Kesulitan untuk tidur malam hari bisa menjadi kebisaan buruk bagi seseorang. Dan fatalnya, kebiasaan tersebut akan terus terjadi berkali-kali dan membuat siklus tidur menjadi berantakan.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas of Colorado tentang kesulitan tidur pun menjelaskan, untuk menghilangkan kebiasaan sulit tidur di malam hari, tidak harus dengan secangkir kopi. Mulailah memanjakan diri kamu dan ikuti perjalanan kemah di akhir pekan!

Studi kasus itu pun mendapatkan hasil, 9 orang yang menghabiskan malam dengan berkemah di akhir pekan tanpa gadget, tertidur 2 jam lebih cepat dan tentunya bangun lebih awal dibanding 5 orang yang hanya menghabiskan waktu di rumah.

Hormon tidur melatonin dilepaskan melalui rasa gelap, maka bagi orang yang senang bermain gadget atau komputer sebelum tidur akan mendapatkan risiko sulit tidur yang lebih tinggi. Berkemah tanpa adanya gadget dapat membuat seseorang tidur malam lebih dari 10 jam dan membuat hormon melatonin bergeser, sehingga membuat orang cepat merasa nyaman dan tertidur.

Namun, untuk mendapat hasil yang lebih baik lagi, cobalah berkemah di malam hari selama 6 hari berturut-turut. Hal itu akan membuat hormon melatoin cepat terlepas dan membuat seseorang tidur 2,5 jam lebih cepat dari biasanya.

Namun sayangnya tak semua orang memiliki waktu luang untuk berkemah. Banyak yang bertanya, apakah ada cara lain untuk mengatasi kesulitan tidur di malam hari?

Kenneth Wright, Direktur Labolatorium Chronobiology di UC Boulder menjelaskan: " Cobalah untuk mendapatkan sinar matahari lebih banyak, atau mulailah berjalan-jalan santai di pagi hari. Bagi yang bekerja dalam kantor, duduklah di tempat yang dekat dengan jendela untuk mendapatkan banyak sinar matahari."



Mau Baca Artikel Lainnya?

Nah, selain berkemah, Sahabat Dream Travel bisa mencoba juga tuh tips dari Kenneth Wright untuk menghindari kebiasaan sulit tidur di malam hari.